Sahabat. Apa yang pertama kali terlintas saat ada kata ‘sahabat’. Sahabat
yang sesungguhnya itu bukanlah aku, kamu, dia, tapi KITA. Kita yang menjalin
hubungan erat, kita yang menjalani segala sesuatunya, kita yang melukiskan
kenangan di kertas putih yang belum ternoda sedikitpun. Namun, apakah orang
yang dekat dengan kita bisa dikatakan sahabat? Pikir sekali lagi.
Yang namanya sahabat tidak ada yang terlintas dipikirannya “ ah, kalo dateng
pas butuh doang”. Mungkin disaat dia meminta pertolonganmu, kamu merupakan
orang yang tepat untuk dimintai pertolongan. Dan kita sebagai sahabat tidak
boleh mempunyai pikiran seperti itu, sahabat yang sesungguhnya akan selalu ada
saat dibutuhkan maupun saat tidak dibutuhkan.
Jangan terlalu cepat menganggap orang yang dekat dengan kita sebagai
sahabat, karena apabila kita anggap sahabat belum tentu dia mengganggap kita
sahabat. Tentu saat mengetahui kita bukan bagian dr sahabatnya kita akan merasa
sedih. Mungkin dia deket sama kita semata-mata kedekatan biasa dan bukan untuk
dijadikan sahabat. Tapi, jangan mentang-mentang dia bukan sahabat kita lalu
kita bersikap tidak baik padanya. Bersikap baik, ramahlah agar dia mau
mendekatimu dan menjadi sahabatmu.
Sahabat yang baik, tidak akan marah apabila dia mengomentari segala hal
yang kurang pada dirimu (namun dengan kata-kata yang sopan dan tdk
menyinggung). Toh…. Dia juga punya tujuan kenapa dia mengomentarimu, lebih baik
sahabatmu yang berkomentar dari pada orang lain yang mengomentarimu negative.
Gak semua persahabatan selalu bareng kok, tapi persahabatan itu
berdasarkan bagaimana kita memperlakukan dia lebih berbeda dengan yang lain,
lebih dekat drpd yang lain. Emang kalo persahabatan harus selalu main bareng? Jalan
bareng? Nonton bareng? Enggak juga. Kalo mereka selalu bareng dan gak mau
gabung sama temen yang lain, gimana mereka bisa bergaul, menambah teman?
Bersahabat baik boleh, tidak ada yang melarang. Namun tetap saja,
sebagai persahabatan yang baik kalian harus tetep sopan, ramah, dan tidak
terjun ke hal-hal negative yang banyak dilakukan remaja-remaja nakal sekarang
ini. Persahabatan yang baik adalah persahabatan yang bisa saling menjaga,
mendukung, menyayangi.
Tapi, kini banyak persahabatan yang dikatakan labil. Ya bagaimana tidak?
Contoh saja lah, waktu SD mereka dekat sekali, hingga tidak mau dipisahkan oleh
apapun. Namun, setelah SMP? Semenjak mereka pisah sekolah? SEMUA BERUBAH! Dan kini
hanya tersisa kenangan, mereka melupakan sahabatnya satu sama lain.
Mulut bisa berkata lupa, tidak kenal, tapi hati? Tapi kenangan? Saksi bisu
dari kejadian yang pernah dialami bersama. Saksi bisu dari semua canda, tawa,
suka, duka yang pernah dilalui.
Dan kini berjanjilah wahai sahabat, kita akan selalu bersama hingga si
buta bisa melihat, si bisu bisa berbicara, si tuli bisa mendengar dan langit
berubah warna menjadi ungu. Terus genggam tanganku, terus tebarkan kecerianmu,
terus jalin ikatan erat ini walau jarak memisahkan kita dan terus raih apa yang
kau inginkan. Tunjukkan padaku saat kau sukses bersama denganku, sekalipun
namaku sudah terpampang dibatu nisan :’)